Senin, 29 September 2014

Rumpi Cantik at ChaCha Milk Tea Solo

Siang- siang tuh enaknya minum yang seger dan agak ngenyangin terutama buat anak kos. Apa lagi kalo bisa sekalian nongkrong eh ada wifi gratis pula. Ibarat nemuin oase ditengah padang yang tandus ditanggal tua *lebay* #anakkos. Nah di Solo baru aja nih dibukai gerai Chacha Milk Tea di Jl. Dr. Radjiman No. 368 (sebelah Hotel Kusuma) Surakarta, Solo. Kalo yang masih bingung kamu tahu Kalimilk TKP 3? Nah diseberangnya agak sanaan diikit, ada papan petunjuknya kok. Kalo nyasar bisa Tanya sama mas-mas siapa tau jodoh *salah focus*. Kemarin waktu pembukaan gerai barunya tanggal 19 s/d 21 sept 2014  ada PROMO BUY 1 FREE 1 nguntungin banget buat kamu-kamu para pecinta gratisan :p. sayangnya pas kesana uda g berlaku lagi promonya >_<


wooden everywhere~


Lokasinya dipinggir jalan dan mudah dijangkau, sewaktu datang kamu akan disambut bangunan putih yang asri, bagian dalamnya bisa diintip melalui jendela-jendela rumah . Masuk melalui pintu depan mata langsung tertuju pada meja pemesanan dan menu yang ditulis apik di blackboard. Disebelah kanan dan kiri terdapat meja dan kursi yang terbuat dari wood, hal ini mengesankan suasana hangat dan nyaman. Pencahayaannya diatur sedemikian rupa sehingga semakin enggan meninggalkan bangku. Kalo kamu mau Susana yang lain bisa coba duduk dibangku luar gerai. Santai… teduh kok tempatnya ada atapnya jadi kamu ga perlu takut item. Dinding bangunan dipenuhi artikel-artikel yang berkaitan dengan teh maupun ChaCha Milk Tea yang dibingkai elegan. Jujur pertama kali datang aku langsung duduk dan berharap ada mas-mas waiters yang bawa menu tapi… ternyata tak ada mas-mas yang menghampiri. Pemesanan dilakukan didepan kasir langsung.


pesennya disini nih 


Hal pertama yang harus kamu lakukan adalah memesan terlebih dahulu dengan antri dibagian pemesanan “order here”. Kisaran harganya masih terjangkau kok cukup 12-15k saja, selain menyediakan minuman juga terdapat makanan kecil seperti sosis, dll Pas aku kesana antri lumayan lama maklum hari minggu dan para manusia jomblonista dan orang pacaran sedang asyik-asyiknya hang out. Buat cewek-cewek jomblo sembari ngantri bisa cuci mata dulu liat mas-mas ChaCha Milk Tea yang unyuu #eaaa. Nah setelah pesan kamu bayar, masnya bakalan nanyain udah punya member? Kalo belum bakalan dikasih card ijo trus dikasih stempel logo ChaCha Milk Tea sesuai berapa banyak kamu beli. Inget yaa kalo kamu cuma beli 2 jangan maksa masnya buat ngasih 4 nanti kamu dipelototin :D. setiap kali kamu ke ChaCha Milk Tea bawa terus kartu ijo ini soalnya kalo ngumpulin 10 stampel bakalan dapat 1 gelas ChaCha Milk Tea GRATIS horayyy! Kamu bisa duduk bangku trus tunggu deh bel bunyi *triiing* terus nama kamu dipanggil, that’s mean your milktea ready to serve !
Ngantri dulu yang tertib yaa


jadi ordernya disebelah kiri terus bayar abis itu dibikinin sama masnya sambil nunggu kita bisa duduk dulu.begitu bunyi *tringgg* "atas nama kak ... *namamu* artinya pesenanmu udah jadi dan bisa diambil dibagian kanan
Kali ini aku dan temenku, Adella coba Green Milktea sama Oreo Milktea. O iya ! disini kamu boleh pilih topping buat milktea-nya lho. Kemasannya menggunakan cup dari plastik dan atasnya dipress supaya kesegaran tetap terjaga dan ga terkontaminasi sama kejonesan kamu *eh* ga terkontaminasi sama bakteri maksudnya. Kalo mau diminum bisa langsung tusuk pake sedotan gede yang telah disediakan. Sedotannya gede supaya toppingnya bisa ikut diminum dan g mubazir hehe. Kalo kamu mau take away bisa juga langsung dibawa karena ga bakalan tumpah dan praktis banget. Untuk menjaga kesegaran sajikan sebelum 2jam atau masukin kulkas supaya tetap dingin dan segar. Green Milktea nya oke punya enak banget dan ga pahit, aku pilih chocolate pudding buat toppingnya and that’s perfect combination. It’s blend perfectly in my mouth :D. Kalo punya Adella yang Oreo Milktea rasanya oreo banget dan sweet buat kamu pecinta sweet terutama oreo patut dicoba nih. Biasanya sih kalo minum milktea kebanyakan jadinya enek dan pengen muntah tapi kali ini rasanya segar dan enak. Nagiiiihhhhh banget pokoknya. Toppingnya ngenyangin juga :D


Oreo Milktea vs Green Milktea :*


Bagi yang suka cari wifi disini juga disedian wifi gratis kok, jadi kalo mau kesini sendirian ato rame-rame cocok banget nih. Ga usah takut bakalan bosan disini disedian tv layar datar yang bisa nemenin kamu menikmati milktea mu. Ada banyak colokan juga disetiap sudut meja buat yang ga bisa hidup tanpa gadget tersayang. So, ini nih tempat nongkrong yang ga nguras kantong tapi tetep oke.


RATE :

Place : 8/10 clean and cozy with wifi, tv n also electrical outlet or "colokan" :D

Menu : 8/ 10 variatif

Taste : 9/10 yummy

Service : 7,5 /10 waiting for a long time but that’s ok

RECOMMENDED : YES



                                                                                                                                                                          enjoy! 



                                                                          -Lufy-






Sabtu, 27 September 2014

Percakapan di Tengah Hujan


Saat rintiknya hadir menyapa menghasilkan aroma kuat tanah yang menenangkan juga melenakan. Sejenak aku lupa cara menghentikan tangis ditengah hujan, berjalan kembali menuju halte bus menahan dingin dan kehampaan yang dalam. Menangisi kehilangan sosok anggun yang sabar menjawab setiap pertanyaanku, mendampingiku menuju gerbang kedewasaan.

Menikmati setiap inchi guyuran hujan bagai jarum yang menusuk meninggalkan kesan dingin. Mesin waktu yang siap memutar  backsound sendu yang menyayat hati sama dipemakaman ibu setahun lalu. Bau basah tanah merah tempat pelabuhan terakhir jasad ibu, mendekap erat kembali kesisiNya. Teringat kembali percakapan ditengah hujan, terakhir aku bisa menyandarkan kepala dibahunya yang nyaman. Terakhir kali ibu memelukku hangat dan lama. Berbagi cerita tentang filosofi hidup dalam hujan.

“Bu, kenapa aku selalu dibolehin hujan-hujanan? Kan biasanya anak-anak yang lain nggak boleh” tanyaku

“Apa yang kamu rasakan waktu hujan-hujanan?” tanya balik Ibu

“senang.  Rasanya senang bisa lari-larian ditengah hujan terus tiduran diatas rumput halaman. Rasanya seperti digelitiki, geli” terawangku

“seneng itu apa? Bahagia bukan?” tanyanya

“emmm iya” sahutku

“beda nduk, seneng itu kamu suka tapi nggak diikuti sama hatimu sedangkan kalo bahagia kamu suka, menikmatinya dan benar-benar memilikinya rasa itu”

“kok bisa bu?” tanyaku heran

“ saat bermain ditengah hujan kamu lupa masalahmu dan kamu benar-benar menikmati hal itu. Saat kita menikmati setiap detik hidup kita dan mensyukurinya maka bahagia itu nyata. Hal itu membuat kamu bahagia dan membuat kamu semakin kuat dan hidup sebagai manusia” terangnya

“ ooooo begitu. Berarti aku harus hidup bahagia ya bu bukan hidup senang ya” jawabku manggut-manggut mengerti

“iya nduk. Lalu setelah hujan – hujanan apa yang kamu lakukan? Tanyanya

“kedinginan lalu masuk rumah, mandi dan ganti pakaian. Biasanya abis itu demam” jawabku

“ibu membiarkanmu main hujan-hujanan supaya kamu bisa menikmati kesenanganmu tapi tetap tahu konsekuensi dari apa yang kamu lakukan. Setelah itu terserah kamu mau pilih yang mana. Mau berulang kali demam atau berteduh” jelas ibu

“aku pilih berteduh tapi kadang masih pengen hujan-hujanan” jawabku jujur
“ wajar nduk, manusia selalu penuh pilihan” sahut ibu kalem



Aku mencerna perkataan ibu, beliau benar. Hidup penuh pilihan. Hujan sangat menyenangkan ada berbagai rasa bercampur pas didalamnya. ketika hujan aku dapat mengekpresikan luapan emosi yang lama tersiman sehingga nyaris lupa diungkapkan, menyamarkan tangisan ditengah guyuran hujan. Setelah lelah menangis aku dapat tertawa mengingat kelakuan bodohku.


            “nduk, waktu hujan turun setiap butirnya diikuti malaikat” kata ibu

            “ bagaimana bisa? Hujan itu seperti ada raksasa menangis dilangit lalu airnya turun ke bumi, menyedihkan bu” sangkalku

            “ nggak semua menangis itu karena sedih. Apa kamu menangis sedih waktu lulus SMA? Kamu menangis karena bahagia bukan?” sahut ibu bijak

            “ yaa ibu benar. Lalu kenapa ada hujan?” tanyaku penasaran

            “ supaya kamu bisa tetap hidup dalam rasa syukur yang dalam” jawab ibu sambil memandang lurus hujan

            “syukur seperti apa? Hujan itu jahat kita jadi basah terus berteduh disini. Lama nunggu hujan reda bisa kelaparan aku disini” elakku

            “ manusia kadang harus berhenti sejenak nduk supaya nggak lupa sama sekitar juga sama Tuhannya”sahut ibu

            “ aku nggak lupa kok” protesku

            “ coba pejamkan matamu” pinta ibu

Aku menuruti perintah ibu dan segera memejamkan mata. Hening…. Dan entah kenapa rasanya nyaman sekali. irama air hujan adalah lagu yang membersihkan pikiran, menyelipkan sejumput senyuman hangat yang menentramkan hati. Aroma bau tanah basah yang khas menina bobo kan hati yang gundah. Mengingatkan betapa kecilnya aku dimata Tuhan sedangkan aku terlalu angkuh untuk menjumpainya 5 waktu. Hariku habis untuk mengejar kesenangan semu. Sedang yang kucari sebenarnya sudah ada hanya perlu sedikit rasa syukur yang menggenapi kegembiraanku.

“ bagaimana rasanya?”

“ nyaman dan hangat bu. Aku merasa kecil dihadapan Tuhan”

“ nah begitulah hujan. Mampu membuatmu hidup dalam rasa syukur dan mengingat sekelilingmu. Coba lihat pejalan kaki tua  yang pincang itu, beliau berteduh dan wanita muda itu menawarinya teh hangat. Kalo nggak ada hujan mungkin nggak aka nada yang peduli kepadanya. Kita semua sibuk mengejar waktu dan kesenangan seakan menggunakan kecamata kuda yang membuat kita terlampau acuh. Hujan menghentikan sejenak kegiatan dan mengajak kita menyadari dan peduli sekitar kita. Merenungi siapa sebenarnya kita. Lihatlah pemukiman penduduk didepan kita. Banyak penduduk yang keluar rumah melihat air sudah menggenangi saluran air didepan rumah mereka. Kalo nggak ada hujan mungkin mereka nggak akan saling membantu membersihkan got seperti sekarang. Hidup dikota serba praktis dan cepat jadi nggak ada waktu buat mengobrol atau menawari minum kalo nggak benar-benar kenak. Bagaimana mau kenal kalo nggak bisa berhenti dari aktifitasnya. Iya kan?”

“iya ibu benar, tapi tetap saja ada yang menggerutu karena kebasahan dan tertinggal bus”

“ nggak semua hal baik dan indah itu disukai tapi percayalan pembawaan yang baik dan menenangkan seperti hujan selalu diterima dimanapun kamu berada”

“ mengapa begitu bu? Hujan kan baik” tanyaku

“ nggak semua hujan itu baik nduk

“loh kata ibu tadi hujan menentramkan”

“hujan itu seperti sifat manusia. Manusia dilahirkan dalam keadaan suci seperti hujan yang menentramkan tetapi sifat selanjutnya tergantung pribadi masing-masing. Hujan bisa menentramkan tapi bisa juga merusak kalo ada unsur lain yang menyertainya. Coba bayangkan hujan bercampur angin. Apa yang akan terjadi?”

“hujan angin? Seram sekali! mungkin halte tempat kita berteduh bisa diterbangkan lalu pohon-pohon tumbang menimpa rumah …”

“stop! Sampai situ saja. Nah manusia juga begitu kalo diikuti hawa nafsu bisanya cuma merusak”

“lalu manusia seperti apa yang menentramkan seperti hujan bu?”

“yang selalu berbuat baik, berfikiran positif, tegar, kuat, rajin berusaha dan dekat dengan Tuhan. Setelah hujan apa yang biasanya muncul?”

“emmm pelangi! Yah pelangi yang biasanya muncul. Indah sekali kata orang itu jalan bidadari menuju bumi. Mereka berparas cantik tanpa cacat dan  berpakaian indah. Mereka seperti ibu”

“nah pelangi itulah yang akan kamu dapatkan kalo kamu seperti hujan. Sinar matahari akan membiaskan titik- titik air lalu jadilah pelangi. Ibaratkan saja matahari adalah Tuhan. Tuhan selalu member apa yang manusia minta asal kita mau berusaha. Tapi kalo kita seperti titik – titik hujan yang mau berusaha maka titik-titik hujan itu akan menjadi pelangi yang indah”

“indah sekali bu”

“ setidaknya jadilah hujan yang mampu menentramkan dirinya sendiri, hujan yang tahu cara meredam diri agar tidak merusak atau menyakiti sekitarnya. Hujan yang mampu membuat pejalan kaki tua yang pincang menemukan the panas yang melegakan. Jadilah hujan ditengah musim kemarau yang mampu menyunggingkan senyuman petani desa. Jadilah hujan yang menenangkan” ujar ibu

“ aku ingin jadi hujan dan melukiskan wajah ibu sehabis aku hilang” ujarku

“ terimakasih nduk, tetap jadilah diri sendiri tetapi dengan  versi yang lebih baiklagi dari kemarin. Mawas diri dan jangan sombong” tuturnya

“siap bu. Jadi itu alasan kenapa namaku Raina? Rain itu hujan. Supaya aku menjadi hujan yang menenangkan ya”

“ iya. kamu lahir waktu hujan. Tenang dan damai bau tanah segar yang khas… ahhh ibu bersyukur kamu lahir dan jadi anak yang baik. Tetaplah seperti ini.
           
           Hujan telah reda tapi aku masih enggan untuk beranjak dari bangku halte. Disini saksi penuturan ibu , bangku yang selalu setia beliau duduki kala menungguku pulang sekolah atau pulang kemalaman dengan wajah khawatirnya. Lalu tersenyum lega ketika aku turun dari bus. Masih menunggu pelangi, berharap bisa melukis wajah ibu disana. Perempuan terhebat yang pernah ku temui didalam hidupku. Jiwanya yang halus namun tegar dan selalu mandiri. Terimakasih ibu, aku akan menjadi hujan yang menentramkan dan menjadi diriku sendiri dengan versi lebih baik dari hari kemarin. :) 
                                                                                                    

                                                                                                                                                 
                                                                              enjoy! 



                                                                          -Lufy-



Ps : do not copy without my permission




REVIEW BEAUTY : BIORE UV AQUA RICH WATERY ESSENCE SPF 50

Hai Hai! Kali ini aku mau review sunblock favoritku yaitu si biru Biore UV Aqua Rich Watery Essence SPF 50. Sunblock dengan kandungan SPF...