Sabtu, 27 September 2014

Percakapan di Tengah Hujan


Saat rintiknya hadir menyapa menghasilkan aroma kuat tanah yang menenangkan juga melenakan. Sejenak aku lupa cara menghentikan tangis ditengah hujan, berjalan kembali menuju halte bus menahan dingin dan kehampaan yang dalam. Menangisi kehilangan sosok anggun yang sabar menjawab setiap pertanyaanku, mendampingiku menuju gerbang kedewasaan.

Menikmati setiap inchi guyuran hujan bagai jarum yang menusuk meninggalkan kesan dingin. Mesin waktu yang siap memutar  backsound sendu yang menyayat hati sama dipemakaman ibu setahun lalu. Bau basah tanah merah tempat pelabuhan terakhir jasad ibu, mendekap erat kembali kesisiNya. Teringat kembali percakapan ditengah hujan, terakhir aku bisa menyandarkan kepala dibahunya yang nyaman. Terakhir kali ibu memelukku hangat dan lama. Berbagi cerita tentang filosofi hidup dalam hujan.

“Bu, kenapa aku selalu dibolehin hujan-hujanan? Kan biasanya anak-anak yang lain nggak boleh” tanyaku

“Apa yang kamu rasakan waktu hujan-hujanan?” tanya balik Ibu

“senang.  Rasanya senang bisa lari-larian ditengah hujan terus tiduran diatas rumput halaman. Rasanya seperti digelitiki, geli” terawangku

“seneng itu apa? Bahagia bukan?” tanyanya

“emmm iya” sahutku

“beda nduk, seneng itu kamu suka tapi nggak diikuti sama hatimu sedangkan kalo bahagia kamu suka, menikmatinya dan benar-benar memilikinya rasa itu”

“kok bisa bu?” tanyaku heran

“ saat bermain ditengah hujan kamu lupa masalahmu dan kamu benar-benar menikmati hal itu. Saat kita menikmati setiap detik hidup kita dan mensyukurinya maka bahagia itu nyata. Hal itu membuat kamu bahagia dan membuat kamu semakin kuat dan hidup sebagai manusia” terangnya

“ ooooo begitu. Berarti aku harus hidup bahagia ya bu bukan hidup senang ya” jawabku manggut-manggut mengerti

“iya nduk. Lalu setelah hujan – hujanan apa yang kamu lakukan? Tanyanya

“kedinginan lalu masuk rumah, mandi dan ganti pakaian. Biasanya abis itu demam” jawabku

“ibu membiarkanmu main hujan-hujanan supaya kamu bisa menikmati kesenanganmu tapi tetap tahu konsekuensi dari apa yang kamu lakukan. Setelah itu terserah kamu mau pilih yang mana. Mau berulang kali demam atau berteduh” jelas ibu

“aku pilih berteduh tapi kadang masih pengen hujan-hujanan” jawabku jujur
“ wajar nduk, manusia selalu penuh pilihan” sahut ibu kalem



Aku mencerna perkataan ibu, beliau benar. Hidup penuh pilihan. Hujan sangat menyenangkan ada berbagai rasa bercampur pas didalamnya. ketika hujan aku dapat mengekpresikan luapan emosi yang lama tersiman sehingga nyaris lupa diungkapkan, menyamarkan tangisan ditengah guyuran hujan. Setelah lelah menangis aku dapat tertawa mengingat kelakuan bodohku.


            “nduk, waktu hujan turun setiap butirnya diikuti malaikat” kata ibu

            “ bagaimana bisa? Hujan itu seperti ada raksasa menangis dilangit lalu airnya turun ke bumi, menyedihkan bu” sangkalku

            “ nggak semua menangis itu karena sedih. Apa kamu menangis sedih waktu lulus SMA? Kamu menangis karena bahagia bukan?” sahut ibu bijak

            “ yaa ibu benar. Lalu kenapa ada hujan?” tanyaku penasaran

            “ supaya kamu bisa tetap hidup dalam rasa syukur yang dalam” jawab ibu sambil memandang lurus hujan

            “syukur seperti apa? Hujan itu jahat kita jadi basah terus berteduh disini. Lama nunggu hujan reda bisa kelaparan aku disini” elakku

            “ manusia kadang harus berhenti sejenak nduk supaya nggak lupa sama sekitar juga sama Tuhannya”sahut ibu

            “ aku nggak lupa kok” protesku

            “ coba pejamkan matamu” pinta ibu

Aku menuruti perintah ibu dan segera memejamkan mata. Hening…. Dan entah kenapa rasanya nyaman sekali. irama air hujan adalah lagu yang membersihkan pikiran, menyelipkan sejumput senyuman hangat yang menentramkan hati. Aroma bau tanah basah yang khas menina bobo kan hati yang gundah. Mengingatkan betapa kecilnya aku dimata Tuhan sedangkan aku terlalu angkuh untuk menjumpainya 5 waktu. Hariku habis untuk mengejar kesenangan semu. Sedang yang kucari sebenarnya sudah ada hanya perlu sedikit rasa syukur yang menggenapi kegembiraanku.

“ bagaimana rasanya?”

“ nyaman dan hangat bu. Aku merasa kecil dihadapan Tuhan”

“ nah begitulah hujan. Mampu membuatmu hidup dalam rasa syukur dan mengingat sekelilingmu. Coba lihat pejalan kaki tua  yang pincang itu, beliau berteduh dan wanita muda itu menawarinya teh hangat. Kalo nggak ada hujan mungkin nggak aka nada yang peduli kepadanya. Kita semua sibuk mengejar waktu dan kesenangan seakan menggunakan kecamata kuda yang membuat kita terlampau acuh. Hujan menghentikan sejenak kegiatan dan mengajak kita menyadari dan peduli sekitar kita. Merenungi siapa sebenarnya kita. Lihatlah pemukiman penduduk didepan kita. Banyak penduduk yang keluar rumah melihat air sudah menggenangi saluran air didepan rumah mereka. Kalo nggak ada hujan mungkin mereka nggak akan saling membantu membersihkan got seperti sekarang. Hidup dikota serba praktis dan cepat jadi nggak ada waktu buat mengobrol atau menawari minum kalo nggak benar-benar kenak. Bagaimana mau kenal kalo nggak bisa berhenti dari aktifitasnya. Iya kan?”

“iya ibu benar, tapi tetap saja ada yang menggerutu karena kebasahan dan tertinggal bus”

“ nggak semua hal baik dan indah itu disukai tapi percayalan pembawaan yang baik dan menenangkan seperti hujan selalu diterima dimanapun kamu berada”

“ mengapa begitu bu? Hujan kan baik” tanyaku

“ nggak semua hujan itu baik nduk

“loh kata ibu tadi hujan menentramkan”

“hujan itu seperti sifat manusia. Manusia dilahirkan dalam keadaan suci seperti hujan yang menentramkan tetapi sifat selanjutnya tergantung pribadi masing-masing. Hujan bisa menentramkan tapi bisa juga merusak kalo ada unsur lain yang menyertainya. Coba bayangkan hujan bercampur angin. Apa yang akan terjadi?”

“hujan angin? Seram sekali! mungkin halte tempat kita berteduh bisa diterbangkan lalu pohon-pohon tumbang menimpa rumah …”

“stop! Sampai situ saja. Nah manusia juga begitu kalo diikuti hawa nafsu bisanya cuma merusak”

“lalu manusia seperti apa yang menentramkan seperti hujan bu?”

“yang selalu berbuat baik, berfikiran positif, tegar, kuat, rajin berusaha dan dekat dengan Tuhan. Setelah hujan apa yang biasanya muncul?”

“emmm pelangi! Yah pelangi yang biasanya muncul. Indah sekali kata orang itu jalan bidadari menuju bumi. Mereka berparas cantik tanpa cacat dan  berpakaian indah. Mereka seperti ibu”

“nah pelangi itulah yang akan kamu dapatkan kalo kamu seperti hujan. Sinar matahari akan membiaskan titik- titik air lalu jadilah pelangi. Ibaratkan saja matahari adalah Tuhan. Tuhan selalu member apa yang manusia minta asal kita mau berusaha. Tapi kalo kita seperti titik – titik hujan yang mau berusaha maka titik-titik hujan itu akan menjadi pelangi yang indah”

“indah sekali bu”

“ setidaknya jadilah hujan yang mampu menentramkan dirinya sendiri, hujan yang tahu cara meredam diri agar tidak merusak atau menyakiti sekitarnya. Hujan yang mampu membuat pejalan kaki tua yang pincang menemukan the panas yang melegakan. Jadilah hujan ditengah musim kemarau yang mampu menyunggingkan senyuman petani desa. Jadilah hujan yang menenangkan” ujar ibu

“ aku ingin jadi hujan dan melukiskan wajah ibu sehabis aku hilang” ujarku

“ terimakasih nduk, tetap jadilah diri sendiri tetapi dengan  versi yang lebih baiklagi dari kemarin. Mawas diri dan jangan sombong” tuturnya

“siap bu. Jadi itu alasan kenapa namaku Raina? Rain itu hujan. Supaya aku menjadi hujan yang menenangkan ya”

“ iya. kamu lahir waktu hujan. Tenang dan damai bau tanah segar yang khas… ahhh ibu bersyukur kamu lahir dan jadi anak yang baik. Tetaplah seperti ini.
           
           Hujan telah reda tapi aku masih enggan untuk beranjak dari bangku halte. Disini saksi penuturan ibu , bangku yang selalu setia beliau duduki kala menungguku pulang sekolah atau pulang kemalaman dengan wajah khawatirnya. Lalu tersenyum lega ketika aku turun dari bus. Masih menunggu pelangi, berharap bisa melukis wajah ibu disana. Perempuan terhebat yang pernah ku temui didalam hidupku. Jiwanya yang halus namun tegar dan selalu mandiri. Terimakasih ibu, aku akan menjadi hujan yang menentramkan dan menjadi diriku sendiri dengan versi lebih baik dari hari kemarin. :) 
                                                                                                    

                                                                                                                                                 
                                                                              enjoy! 



                                                                          -Lufy-



Ps : do not copy without my permission




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

REVIEW BEAUTY : BIORE UV AQUA RICH WATERY ESSENCE SPF 50

Hai Hai! Kali ini aku mau review sunblock favoritku yaitu si biru Biore UV Aqua Rich Watery Essence SPF 50. Sunblock dengan kandungan SPF...