Minggu, 09 November 2014

CANDI MENDUT, PAHATAN KEMEWAHAN MASA LALU

           
megahnya Candi Mendut

Angin sepoi – sepoi menyambut ketika memasuki kawasan candi di Jl Mayor Kusen Kota Mungkid Magelang, cahaya keemasan matahari menyelimuti candi menunjukkan sisi megah dan kemisteriusannya. Yah inilah Candi Mendut, berdiri megah dikelilingi komplek kecil yang terawat, asri dan indah. Berada  3 km sebelum Candi Borobudur, letaknya yang berada dipinggir jalan sangat memudahkan akses bagi para wisatawan untuk berkunjung atau sekadar menengok keindahan Candi Mendut dari pinggir jalan. 

Candi ini merupakan awal pradaksina atau ritual mengelilingi candi ketika hari raya waisak dengan urutan Candi Mendut – Candi Pawon – Candi Borobudur. Saya cukup memarkirkan kendaraan ditempat parkir disekitar candi yang dikelilingi pepohonan besar, melindungi dari sengatan matahari dan menyejukkan mata. Tak perlu mahal, hanya dengan membawa uang Rp 3000 saja  dapat menikmati keindahan Candi Mendut dan Candi Pawon. Bak tamu agung, kedatangan saya langsung disambut dengan hamparan permadani hijau rumput yang mengelilingi Candi Mendut ketika memasuki pelataran. Candi Mendut terdiri dari 3 bagian yaitu kepala, badan dan kaki. Arsitekturnya persegi empat dan mempunyai pintu masuk diatas tangga. Dari kejauhan saya melihat atap bersegi empat bertingkat dengan arca yang berjumlah 48 menghiasi bagian puncak atau kepala candi berdiri tegak layaknya mahkota raja. Saya masuk melalui pintu yang berada disebelah barat candi. Begitu masuk menginjakkan kaki di candi Budha ini saya dibuat terkesima dengan pahatan indah di tubuh candi. Dihiasi dengan ukiran makhluk-makhluk kahyangan berupa dewata gandarwa dan apsara atau bidadari, dua ekor kera dan seekor garuda. “Pada kedua tepi tangga terdapat relief-relief cerita Pancatantra dan jataka. Relief jataka merupakan kisah Sang Buddha dalam bentuk fabel yang sarat pesan moral. Sekilas cerita ini ditujukan kepada anak – anak akan tetapi sebenarnya relief ini merupakan panel jataka yang memberikan pesan moral untuk kehidupan manusia yang lebih baik.” Terang Suyatno, petugas Candi Mendut. Asyik bukan? Panel Candi Mendut layaknya fabel yang dipahat indah diatas batu dengan syarat makna.

arca didalam candi

Tak seperti candi kebanyakan, Candi Mendut memiliki bilik rahasia didalam candi. Bau bunga bercampur hio tercium ketika saya memasuki bilik dalam candi yang terdapat 3 arca budha setinggi 3 meter. Di depan arca Buddha terdapat relief berbentuk roda dan diapit sepasang rusa, lambang Buddha. Arca Dyani Budha Cakyamuni atau Vairocana, arca Bodhisattva Avalokitesvara dan arca Bodhisatva Vajrapani atau Meitreya berada dibalik pagar besi menghiasi bilik dalam candi. “Arca Dyani Buddha Cakyamuni menggambarkan budha yang sedang berkotbah berada ditengah duduk dengan megahnya dengan kedua kaki menyiku ke bawah dan sikap tangan memutar roda dharma. Arca Bodhisattva Avalokitesvara berada disamping kanan dengan posisi duduk kaki kiri dilipat dan kaki kanan menjuntai kebawah menginjak bunga teratai. Sedangkan arca Bodhisatva Vajrapani atau Meitreya berada disebelah kiri duduk dengan sikap simhakarnamudra dengan jari – jari tertutup.” tutur Suyatno.

Setelah puas mengunjungi Candi Mendut saya membeli souvenir didekat Candi yang menyediakan beragam cinderamata. Perjalanan saya akhiri dengan menikmati segarnya es kelapa muda sambil bercengkrama bersama keluarga dibawah pohon beringin didekat komplek Candi Mendut.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

REVIEW BEAUTY : BIORE UV AQUA RICH WATERY ESSENCE SPF 50

Hai Hai! Kali ini aku mau review sunblock favoritku yaitu si biru Biore UV Aqua Rich Watery Essence SPF 50. Sunblock dengan kandungan SPF...