Candi
ini merupakan awal pradaksina atau ritual mengelilingi candi ketika hari raya
waisak dengan urutan Candi Mendut – Candi Pawon – Candi Borobudur. Saya cukup
memarkirkan kendaraan ditempat parkir disekitar candi yang dikelilingi pepohonan
besar, melindungi dari sengatan matahari dan menyejukkan mata. Tak perlu mahal,
hanya dengan membawa uang Rp 3000 saja dapat menikmati keindahan Candi Mendut dan
Candi Pawon. Bak tamu agung, kedatangan saya langsung disambut dengan hamparan
permadani hijau rumput yang mengelilingi Candi Mendut ketika memasuki pelataran.
Candi Mendut terdiri dari 3 bagian yaitu kepala, badan dan kaki. Arsitekturnya
persegi empat dan mempunyai pintu masuk diatas tangga. Dari kejauhan saya
melihat atap bersegi empat bertingkat dengan arca yang berjumlah 48 menghiasi
bagian puncak atau kepala candi berdiri tegak layaknya mahkota raja. Saya masuk
melalui pintu yang berada disebelah barat candi. Begitu masuk menginjakkan kaki
di candi Budha ini saya dibuat terkesima dengan pahatan indah di tubuh candi. Dihiasi
dengan ukiran makhluk-makhluk kahyangan berupa dewata gandarwa dan apsara atau
bidadari, dua ekor kera dan seekor garuda. “Pada kedua tepi tangga terdapat
relief-relief cerita Pancatantra
dan jataka. Relief jataka
merupakan kisah Sang Buddha dalam bentuk fabel yang sarat pesan moral. Sekilas
cerita ini ditujukan kepada anak – anak akan tetapi sebenarnya relief ini
merupakan panel jataka yang memberikan pesan moral untuk kehidupan manusia yang
lebih baik.” Terang Suyatno, petugas Candi Mendut. Asyik bukan? Panel Candi
Mendut layaknya fabel yang dipahat indah diatas batu dengan syarat makna.
arca didalam candi |
Tak seperti candi
kebanyakan, Candi Mendut memiliki bilik rahasia didalam candi. Bau bunga
bercampur hio tercium ketika saya memasuki bilik dalam candi yang terdapat 3
arca budha setinggi 3 meter. Di depan arca Buddha terdapat relief berbentuk
roda dan diapit sepasang rusa, lambang Buddha. Arca Dyani Budha Cakyamuni atau
Vairocana, arca Bodhisattva Avalokitesvara dan arca Bodhisatva Vajrapani atau
Meitreya berada dibalik pagar besi menghiasi bilik dalam candi. “Arca Dyani
Buddha Cakyamuni menggambarkan budha yang sedang berkotbah berada ditengah
duduk dengan megahnya dengan kedua kaki menyiku ke bawah dan sikap tangan
memutar roda dharma. Arca Bodhisattva Avalokitesvara berada disamping kanan
dengan posisi duduk kaki kiri dilipat dan kaki kanan menjuntai kebawah
menginjak bunga teratai. Sedangkan arca Bodhisatva Vajrapani atau Meitreya
berada disebelah kiri duduk dengan sikap simhakarnamudra dengan jari – jari
tertutup.” tutur Suyatno.
Setelah puas mengunjungi
Candi Mendut saya membeli souvenir didekat Candi yang menyediakan beragam cinderamata.
Perjalanan saya akhiri dengan menikmati segarnya es kelapa muda sambil
bercengkrama bersama keluarga dibawah pohon beringin didekat komplek Candi
Mendut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar